Jenjang Sekolah Menengah Atas berlangsung selama 3 tahun. Mereka yang telah lulus Sekolah Menengah Pertama atau ujian kesetaraan seperti paket B dapat melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas. Jenis Sekolah Menengah Atas dibagi menjadi empat kategori: Sekolah Menengah Atas Umum, Sekolah Menengah Atas dengan Tujuan Khusus, Sekolah Menengah Atas Kejuruan, dan Sekolah Menengah Atas Otonom. Metode seleksi siswa berbeda-beda tergantung pada kota/ provinsi atau jenis sekolah. Untuk meringankan beban biaya pendidikan, pendidikan gratis untuk Sekolah Menengah Atas yang mencakup biaya masuk, uang sekolah, biaya operasional sekolah, dan biaya buku pelajaran yang awalnya diterapkan untuk siswa kelas 2 dan 3 pada tahun 2020, diperluas ke semua tingkat kelas pada tahun 2021. Namun, beberapa sekolah swasta (seperti Sekolah Menengah Atas Otonom Swasta dan Sekolah Menengah Atas dengan Tujuan Khusus) yang biaya masuk dan uang sekolah ditentukan oleh kepala sekolah, tidak termasuk dalam program pendidikan gratis ini. Meskipun demikian, siswa dari keluarga kurang mampu dapat menerima dukungan atau keringanan biaya sekolah.
Pendidikan sekolah menengah atas, seperti jenjang sekolah lainnya (sekolah dasar dan menengah pertama), terdiri dari pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan pengalaman kreatif. Berdasarkan pencapaian pendidikan sekolah menengah pertama, tujuannya adalah untuk mengembangkan jalur karier siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka, serta menumbuhkan kualitas warga negara demokratis yang berkomunikasi dengan dunia. Sistem kredit sekolah menengah atas akan diterapkan sepenuhnya mulai dari siswa sekolah menengah atas tahun pertama pada tahun 2025. Melalui sistem ini, siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan jalur karier dan bakat mereka, dan dengan memperoleh dan mengumpulkan kredit untuk mata pelajaran yang memenuhi kriteria penyelesaian, mereka dapat lulus setelah tiga tahun setelah mereka memperoleh 192 kredit atau lebih.
Mata pelajaran sekolah menengah atas terdiri dari mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. Mata pelajaran umum adalah mata pelajaran yang dipelajari semua siswa secara mendasar, sedangkan mata pelajaran khusus adalah mata pelajaran yang dapat dipilih siswa berdasarkan jalur karier dan bakat mereka. Siswa mempelajari mata pelajaran seperti bahasa Korea, matematika, bahasa Inggris, studi sosial (termasuk sejarah dan pendidikan moral), sains, pendidikan jasmani, seni, teknologi, dan ekonomi rumah tangga/informatika/bahasa asing kedua/Bahasa Mandarin Klasik/seni liberal. Selain itu, kegiatan pengalaman kreatif disusun seperti kegiatan di sekolah dasar dan menengah pertama, dan terdiri atas kegiatan diskresioner dan pengaturan mandiri, kegiatan klub, dan kegiatan karier (untuk kelas dua dan tiga sekolah menengah atas, kegiatan diskresioner, kegiatan klub, kegiatan sukarela, dan kegiatan karier). Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan dalam praktik berbagi dan peduli berdasarkan rasa kebersamaan dan untuk mempersiapkan dan merencanakan jalur karier siswa. Kelas di sekolah menengah atas berdurasi 50 menit, dan biasanya, sekolah memiliki enam hingga tujuh sesi sehari.
(1) Sekolah Menengah Atas Umum | Sekolah Menengah Atas Umum mengacu pada Sekolah Menengah Atas yang menyediakan pendidikan umum dalam berbagai bidang. Jenis sekolah ini jumlahnya paling banyak di antara jenis Sekolah Menengah Atas lainnya. Tergantung pada daerah tempat tinggal, penerimaan siswa dilakukan melalui sistem undian dan penentuan menggunakan komputer atau dipilih oleh kepala sekolah berdasarkan nilai rapor dan kriteria lainnya. |
---|---|
(2) Sekolah Menengah Atas dengan Tujuan Khusus | Sekolah Menengah Atas dengan Tujuan Khusus mengacu pada Sekolah Menengah Atas yang bertujuan memberikan pendidikan khusus dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Atas dengan Tujuan Khusus terdiri dari Sekolah Menengah Atas Jurusan Sains (SMA Sains) untuk mengembangkan bakat sains, Sekolah Menengah Atas Jurusan Bahasa Asing dan Internasional (SMA Bahasa Asing, SMA Internasional, SMA Khusus Bahasa Asing Internasional) untuk mengembangkan siswa berkelas internasional yang fasih berbahasa asing, Sekolah Menengah Atas Jurusan Olahraga (SMA Olahraga) untuk mengembangkan bakat olahraga, dan Sekolah Menengah Atas yang menjalankan kurikulum yang disesuaikan langsung dengan kebutuhan industri (SMA Berorientasi Kebutuhan Industri). Siswa Sekolah Menengah dengan Tujuan Atas Khusus dipilih berdasarkan faktor-faktor yang dapat menilai kemampuan belajar mandiri mereka, seperti rapor, surat rekomendasi guru, wawancara, dan nilai ujian praktik. Khususnya, SMA Sains, SMA Bahasa Asing, SMA Internasional, dan SMA Khusus Bahasa Asing Internasional memilih setidaknya 20% dari kuota penerimaan mereka melalui seleksi integrasi sosial yang ditujukan untuk siswa yang membutuhkan pertimbangan sosial khusus. |
(3) Sekolah Menengah Atas Kejuruan | Sekolah Menengah Atas Kejuruan mengacu pada Sekolah Menengah Atas yang secara khusus memberikan pendidikan untuk mengembangkan bakat di bidang tertentu bagi siswa dengan bakat, minat, dan kemampuan yang serupa, atau pendidikan berbasis pengalaman seperti praktik lapangan. Selain mata pelajaran umum seperti Bahasa Korea, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dapat menerima berbagai pendidikan kejuruan profesional sesuai dengan karakteristik sekolah, seperti industri pertanian dan peternakan, teknik, informasi komersial, perikanan dan kelautan, atau perhotelan dan pariwisata. Siswa dipilih berdasarkan nilai rapor, wawancara, dan tes praktik. |
(4) Sekolah Menengah Atas Otonom | Sekolah Menengah Atas Otonom mengacu pada Sekolah Menengah Atas yang dapat mengelola sekolah atau kurikulum secara lebih otonom dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas lainnya. Dengan memberikan otonomi dan tanggung jawab dalam mengelola sekolah, setiap sekolah menjalankan program pendidikan yang beragam dan khusus. Terdapat 'Sekolah Menengah Atas Otonom Negeri' dan 'Sekolah Menengah Atas Otonom swasta'. Untuk Sekolah Menengah Atas Otonom negeri, siswa dipilih melalui undian dan penentuan menggunakan komputer berdasarkan daerah tempat tinggal atau nilai rapor. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas Mandiri swasta, siswa dipilih berdasarkan faktor-faktor yang dapat menilai kemampuan belajar mandiri mereka, rapor, surat rekomendasi guru, dan wawancara. Khususnya, untuk Sekolah Menengah Atas Mandiri swasta, setidaknya 20% dari kuota penerimaan dipilih melalui seleksi integrasi sosial untuk siswa yang membutuhkan pertimbangan sosial khusus. Selain itu, mulai tahun ajaran 2025, Sekolah Menengah Atas Otonom swasta yang membuka penerimaan siswa secara nasional, harus memilih setidaknya 20% dari kuota penerimaan mereka dari siswa yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama di wilayah tempat Sekolah Menengah Atas tersebut berada. |
Penerima | Penerima Tunjangan Kehidupan Dasar | Orang Tua Tunggal yang Diakui Secara Hukum | Kelompok Kelas Bawah Tingkat Kedua yang Diakui Secara Hukum | Keluarga yang Mengikuti Pemeriksaan Pendapatan dan Aset | Rekomendasi Kepala Sekolah |
---|---|---|---|---|---|
Biaya Sekolah Menengah Atas | ○ | ○ | ○ | △ | △ |
Biaya Makan | ○ | ○ | ○ | △ | △ |
Kupon Kursus Sepulang Sekolah | ○ | ○ | ○ | △ | △ |
Internet dan Komputer | △ | △ | △ | △ | △ |
Penerima | Dokumen yang harus diserahkan |
---|---|
Penerima Tunjangan Kehidupan Dasar Nasional Orang Tua Tunggal yang Dilindungi (Diakui Secara Hukum) Kelompok Kelas Bawah Tingkat Kedua (Diakui Secara Hukum) Keluarga yang Mengikuti Pemeriksaan Pendapatan dan Aset |
|
Rekomendasi Kepala Sekolah |
|